Review dan Sinopsis Film Sokola Rimba - Pada bulan ini ada salah satu film karya anak bangsa yang wajib ditonton. Selain karena menyuguhkan cerita dari kisah nyata, film ini juga memberikan gambaran yang khas mengenai gambaran pendidikan di Indonesia.
Film Sokola Rimba ini merupakan sebuah film yang diangkat dari buku karangan Butet Manurung dengan judul yang sama, yakni Sokola Rimba yang merupakan buku yang menceritakan kisah pendidikan di Suku Anak Dalam, di Hutan Bukit Dua Belas di Provinsi Jambi.
Film ini dibintangi oleh Prisia nasution, disutradarai oleh sutradara terkenal Riri Riza serta diproduseri oleh seorang produser hebat sekelas Mira Lesmana. Film ini sudah mulai ditayangkan di bioskop sejak tanggal 21 November 2013 kemarin. kalau tidak salah hari Kamis minggu lalu, kalau tidak salah lho ya, hehe.
Di film ini, memang sisi pendidikan dan kemanusiaan yang lebih menonjol. Namun film ini tetap menyajikan sebuah sajian film dokumenter yang khas serta dikemas dengan cerita yang tidak melulu berbau serius. Di beberapa scene juga ditampilkan adegan yang menghibur sehingga bisa membuat penonton menjadi tersenyum. Bahasa yang disajikan juga berbaur, antara penggunaan bahasa Indonesia dan juga bahasa khas rimba Suku Anak Dalam.
Riri Riza - Sutradara Film
Mira Lesmana - Produser Film
Miles Production - Bengkel pembuatan film
90 Menit - Durasi Film
Mulai tayang di bioskop 21 Nov 2013
Review dan Sinopsis Film Sokola Rimba
Film Sokola Rimba secara umum mengisahkan cerita seorang perempuan yang bernama Butet Manurung (diperankan oleh Prisia Nasution) ketika bekerja pada suatu lembaga konservasi alam di Provinsi Jambi. Di film tersebut diceritakan bahwa Butet menemukan jalan hidup yang dicita-citakan olehnya, yakni menjadi seorang guru untuk Orang Rimba (masyarakat Suku Anak Dalam) yang memiliki tempat tinggal di Bukit Dua Belas, tepatnya pada hulu sungai Makekal Provinsi Jambi.
Setelah beberapa waktu, Butet terjangkit demam malaria ketika berada di hutan. Kemudian ada seorang anak yang datang untuk menyelamatkannya. Anak itu bernama Nyungsong Bungo, salah seorang anak dari bagian hilir sungai Makekal dengan jarak kurang lebih 7 jam perjalanan apabila ingin menuju hulu sungai Makekal yang merupakan tempat Butet mengajar masyarakat suku Anak Dalam. Ternyata Bungo ini adalah seorang anak yang sebenarnya ingin belajar juga di tempat tersebut, hanya saja ia hanya diam diam dengan memperhatikan dari jauh saja.
Setelah beberapa waktu, Butet terjangkit demam malaria ketika berada di hutan. Kemudian ada seorang anak yang datang untuk menyelamatkannya. Anak itu bernama Nyungsong Bungo, salah seorang anak dari bagian hilir sungai Makekal dengan jarak kurang lebih 7 jam perjalanan apabila ingin menuju hulu sungai Makekal yang merupakan tempat Butet mengajar masyarakat suku Anak Dalam. Ternyata Bungo ini adalah seorang anak yang sebenarnya ingin belajar juga di tempat tersebut, hanya saja ia hanya diam diam dengan memperhatikan dari jauh saja.
Saat itu, Bungo datang dengan gulungan kertas di tangannya. Gulungan kertas itu berisi perjanjian yang telah memiliki cap jempol (sebuah tanda persetujuan adat) oleh kepala adat di tempat Bungo tinggal. Saat itu Bungo memang sangat ingin bisa membaca gulungan kertas tersebut, oleh karena itulah Bungo berjalan menuju tempat Butet mengajar di Hulu sungai Makekal.
Pertemuan antara dia dan Bungo menyadarkannya bahwa tingkat pendidikan masyarakat di sekitar sungai Makekal masih rendah. Karena hal tersebut, Butet akhirnya ingin mengajar juga di bagian hilir sungai Makekal. Tetapi keinginannya itu terhambat oleh banyak hal, dari lembaga konservasi dimana Butet bekerja serta dari asyarakat lokal di hilir sungai Makekal tempat Bungo berasal.
Hambatan Butet memang banyak, namun keteguhan hatinya ketika melihat semangat serta motivasi besar yang diperlihatkan oleh Bungo membuat dia menempuh berbagai cara untuk mengajarkan baca tulis kepada Bungo. Hingga kemudian terjadi hal yang dianggap oleh masyarakat lokal Bungo sebagai malapetaka untuk masyarakat lokal tersebut akibat Bungo belajar baca tulis. Ketakutan masyarakat tersebutakan malapetaka membuat Butet akhirnya harus mengakhiri perjalanan cita citanya menjadi pengajar bagi masyarakat suku Anak Dalam atau Orang Rimba.
Apakah Butet dapat kembali kesana? Silahkan saksikan kisah serunya di bioskop bioskop kesayangan Anda, hehe.
Pertemuan antara dia dan Bungo menyadarkannya bahwa tingkat pendidikan masyarakat di sekitar sungai Makekal masih rendah. Karena hal tersebut, Butet akhirnya ingin mengajar juga di bagian hilir sungai Makekal. Tetapi keinginannya itu terhambat oleh banyak hal, dari lembaga konservasi dimana Butet bekerja serta dari asyarakat lokal di hilir sungai Makekal tempat Bungo berasal.
Hambatan Butet memang banyak, namun keteguhan hatinya ketika melihat semangat serta motivasi besar yang diperlihatkan oleh Bungo membuat dia menempuh berbagai cara untuk mengajarkan baca tulis kepada Bungo. Hingga kemudian terjadi hal yang dianggap oleh masyarakat lokal Bungo sebagai malapetaka untuk masyarakat lokal tersebut akibat Bungo belajar baca tulis. Ketakutan masyarakat tersebutakan malapetaka membuat Butet akhirnya harus mengakhiri perjalanan cita citanya menjadi pengajar bagi masyarakat suku Anak Dalam atau Orang Rimba.
Apakah Butet dapat kembali kesana? Silahkan saksikan kisah serunya di bioskop bioskop kesayangan Anda, hehe.
Trailer Film Sokola Rimba
Demikian Review dan Sinopsis Film Sokola Rimba. Terima kasih dan semoga bermanfaat.
nonton bareng yuk...
ReplyDeletedibayarin ya mbak :D
DeleteBioskop kesayangan saya di mana ya? *malah tanya :)
ReplyDeletecoba nanti saya cek di google dulu bunda, hehe
Deletesepertinya bagus ya filmnya, boleh jug anih bawa anak2 nonton
ReplyDeleteinsyaAllah bagus mbak, selain itu aman juga untuk anak anak :D
DeleteBelum nonton, rencana minggu ini..
ReplyDeletejangan lupa beli tiket 2 ya, satunya untuk saya, *ngarep.com :D
DeleteIni film untuk segala umur yah?
ReplyDeleteTidak ada adegan ciuman kan? Hihiihihhi
Kan tidak nyaman kalau ditonton anak dibawah umur. Kalau saya kan di ATAS Umur. Ealaa nulis apa sayah
kodenya SU mas asep, jadi bisa untuk semua umur :D
Deletenunggu dvd nya ajah..di tempat ane ga ada bioskop..hiks..
ReplyDeletekalo saya nunggu link dari om ganool :D
Deletekan gratis, tinggal dunlut
sama kaya komen diatas ahh, nunggu dvd-nya ajaaa, hhe :D
ReplyDeletewah wah, kalo dvd biasanya lama nih nunggunya :D
Deletemakin kesini banyak film2 indonesia yang makin berkualitas ya mas.. :) , ngga dimonopoli horor jorok lagi, heehe
ReplyDeleteiya mas, film horor jorok emang harusnya diberangus sama FFI, hehe
Delete