Selamat beraktivitas para blogger mania,
Tidak terasa weekend udah lewat. Mungkin bagi Anda semua menganggap hari ini sebagai hari yang membosankan. Hal tersebut bisa dianggap sesuatu hal yang lumrah karena kemarin kita bisa bersantai dan beristirihat dengan keluarga, refreshing ataupun hanya berdiam diri di rumah, sedangkan pada hari ini kita harus memulai aktivitas kita lagi, baik sekolah, kuliah maupun bekerja.
Di sini saya akan membagi cerita tentang perjalanan penelitian saya pada weekend kemarin di Taman Wisata Gunung Penanjakan Pasuruan Jawa Timur. Saya di sana tidak hanya melakukan penelitian, saya juga melakukan liburan untuk menyegarkan pikiran dan otak saya yang sudah jotor dan berdebu, hehe
Kayaknya nggak afdhol kalau berlama lama, ini nih cerita ringkas tentang perjalanan saya berlibur ke Gunung Penanjakan yang bisa melihat Kawah Gunung Bromo. Monggo disimak bagi yang sudah maupun belum pernah ke bromo.
Pada hari sabtu 1 September 2012, saya dan teman saya yang bernama Hahomaru berangkat naik sepeda motor Smash saya yang lincah dan irit dari Jember pada pukul 11.30 WIJ (Waktu Indonesia Jember). Setelah berdoa, sepeda melaju kencang dan meliuk liuk selama 2 jam. Setelah itu rasa haus pun melanda tenggorokan saya karena panasnya hawa di Pasuruan, akhirnya saya minum es buah di daerah Winongan Pasuruan, es nya maknyus banget, ini buktinya
Setelah sudah srupat sruput minum es, saya melanjutkan perjalanan menuju Desa Tosari Kecamatan Tosari Pasuruan. Setelah 2 jam perjalanan melalui daerah Kecamatan Puspo yang jalannya meliuk liuk, akhirnya saya sudah sampai di Gelanggang Olah Raga Telogosari Desa Tosari. Mumpung lagi sepi, narsis dulu ah....
Ada di sana serasa ada di wilayah Eropa Utara. Bagaimana nggak, hawanya dingin banget meskipun terik matahari telah menyengat dengan hebatnya. Jadi kalau nggak pengen kulitnya item (hitam), jangan lupa pake jaket atau baju lengan panjang ya. Setelah beristirahat sebentar di Tosari, saya melanjutkan perjalanan ke rumah Kepala Dukun Adat Desa Wonokitri. Di sana Pak Dukunnya lagi nggak ada, jadi hanya ketemu sama istrinya. Saya berbincang bincang sebentar dan minta ijin untuk menginap di sana. Dan alhasil saya boleh menginap di rumah mereka.
Orang Suku Tengger itu terkenal ramah. Mereka tidak sungkan sungkan unttk memperbolehkan orang lain untuk menginap di rumah mereka apabila kita ada keperluan di sana, seperti penelitian, penyuluhan ataupun hanya sekedar ingin berbincang bincang dengan warga.
Setelah dapet ijin menginap, saya langsung menaruh tas dan kemudian berjalan jalan ke rumah warga untuk membantu mencari tumbuhan yang ingin saya teliti. Sampai sekitar jam 9 malam saya berkeliling, saya kemudian jalan jalan ke pendopo Desa Wonokitri sampai jam 11 malam. Setelah itu saya beristirahat dan mempersiapkan agenda refreshing saya ke Penanjakan. Udah ya, saya tidur dulu, udah ngantuk
***
Setelah ringtone alarm di hape saya berbunyi pada jam 03.30 dini hari. Saya langsung bangun dan membangunkan teman saya. Setelah itu saya langsung cuci muka dan segera menyiapkan fisik saya untuk di atas, yaitu pake baju rangkap 2 plus jaket karena hawa malam hari disana dingin banget karena sekarag adalah musim kemarau.
Setelah siap, saya langsung berangkat ke Penanjakan. Bagi pengendara sepeda motor yang terdiri dari 2 orang, tiket masuk berharga Rp 12.000 untuk wisatawan domestik. Yaitu tiket perorangan 5k dan sepeda 2k. Pada saat melewati portal tiket masuk, saya sempatkan bertanya pada petugas tentang suhu udara disana, dan ternyata lumayan dingin, 6 derajat Celsius lho. Makanya jari tangan dan kaki saya terasa kaku alias membeku, hehe
Sepeda saya naiki dengan pelan pelan karena nggak kuat dengan angin dan hawa dingin di sana. Tetapi Tuhan memang adil, setelah tahu bahwa saya kedinginan, saya ditakdirkan untuk menemukan orang yang membuat api unggun. Akhirnya dengan SKSD saya mampir dan minta ijin untuk bersama sama menikmati hangatnya api unggun.
Setelah merasakan nikmatnya api unggun, saya langsung menuju ke Penanjakan. Tetapi karena di sana ramai banget, akhirnya saya memilih Puncak Dingklik sebagai alternatif. Akhirnya saya jeprat jepret di sana. Ini nih hasilnya
Ini nih foto saya sebelum sunrise
jelek ya, belum mandi soalnya, hehe
Ini nih foto Sunrise di Puncak Dingklik
Hari ini berarti pengunjung beruntung karena tidak berawan
Sehingga sunrise dapat dilihat
Di Puncak Dingklik saya berdoa sebentar
Mengucapkan syukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan
Ini nih foto Kaldera Tengger dari Puncak Dingklik
Luasnya kayak stadion sepak bola di Eropa
Pengunjung Di Puncak Dingklik
Lumayan banyak nih karena weekend dan liburan
Ini nih Pengunjung yang paling Top Markotop dari bule bule yang lain
Menurut versi teman saya (Hahok)
Setelah di sana sampai sekitar jam 9, saya dan Hahok langsung turun dan menuju rumah Pak Dukun. Di sana saya langsung siap siap untuk pulang ke Jember. Sebelum pulang, jepret dulu ya (masio belum mandi)
Terima kasih udah membaca sampai artikel paling bawah. Semoga foto artikel ini membuat Anda ingin ke Penanjakan, Pasuruan. Mungkin bila Kang Asep, Mbak Niar, Pak Dhe, Uncle Lozz, Kang Sofyan, Mas Bro dan Mbak Prit atau kawan blofger lainnya ingin tahu rute atau transportasinya, bisa mencari di gugel atau bisa menghubungi saya melalui Contact Us.
Artikel ini didedikasikan untuk mengenalkan wisata alam di Jawa Timur
Semoga dengan lebih mengenal wisata alam Indonesia
Kita bisa mengerti cara melestarikannya
Mas foto2 nya banyak yang korup tuh, eman apik2 padahal :p
ReplyDeleteNiar dulu pernah berangkat malem sampek sama subuh, dingin gila, mana motor temen keabisan bensin jadi usung2 beli bensin di puncak gitu, hehehehe seru deh, coba lain kali ke bromo lagi, kapan yaa :D
iya mbak niar, susah di blogger, berulang kali korup terus, kayak pejabat di Indonesia aja, hehe
Deleteya kalo dah liburan mbak niar bisa kesana, hehe
malam minggu itu saya ke sana juga lho mas, dari jombang ber-4, berangkat jam 10 malam lewat mojosari-gempol-nongkojajar (pasuruhan.) jam setengah 4 nyampek di puncak penanjakan. Belum sempat bikin tulisan, ngelembur tidur setelah 38 jam nonstop ga tidur :)
ReplyDeletelah, kok gak ketemu disana ya mas jun....
Deletecoba kalo ketemu, bisa ngopi, leha leha, atau bahkan saya ajakin nginep di rumah warga daripada menggigil karena tidur di penanjakan, hehehe
ayo mas, lain kali mlaku mlaku bareng
widih menyaksikan sunrise perjuangannya lumayan juga, hebat sampean, mas :)
ReplyDeleteperjuangan memang lumayan berat mas, karena hawa dingin yang melanda, hehe
Deletesalam kenal buat mas ade truna ^^
waaa secara saya yang lagi belajar motret jadi pengen ke sana sekali lagi he he. Terakhir tahun 2000 ..
ReplyDeleteTerima kasih neh sudah meracuni saya untuk pengen ke sana lagi.
Salam kenal juga :)
kalo butuh racun yang lebih asik lagi, bisa menghubungi saya mas, hehe
Deletemaklum mas, untuk mengisi refreshing, jadinya ya jalan jalan plus jeprat jepret
terima kasih kunjungannya mas ^^
keren yaaa mas :D selama ini cuma liat bromo di liputan aja. semoga nanti bisa kesana *amin* hheg
ReplyDeleteamin mbak putri....
Deletesemoga mbak putri juga bisa segera datang ke bromo
Saleum,
ReplyDeleteWuih.... segernya suasana di sana ya mas, Sampe sekarang aku masih menyimpan niat mo liat tengger, tapi lum ada kepastiannya...
iya mas, seger dan dingin
Deletesemoga bisa cepet kesana mas, bagus banget pemanangannya ^^
tapi di sumatera juga bagus2 mas, saya jadi pengen kesana juga, hehe
Kaldera Tengger dari Puncak Dingklik bagus benner kayak melangkah di awan
ReplyDeletekalo dari Dingklik, bromo dilihat dari arah barat
Deletekalo lewat penanjakan, bromo dilihat dari arah barat laut, keduanya bener menyuguhkan view yang indah
kapan bs kesana yaaa..??? jauuuhhhh hikzz
ReplyDeletekalo ada niat, jauh pun nggak jadi masalalah, hehe
Deletewaduh, jalan kaki mas, pasti keren tuh mas kalo jadi cerita
ReplyDeletesaya juga pernah tapi nggak dari lumajang mas, dari ranu pani ke semeru trus turun ke ranu pani lanjut ke bromo, hehe
kenangan yang indah mas...
Saya sering liat wisata kawah Bromo di tayangan televisi swasta dan juga majalah dari Garuda Indonesia. Namun belum pernah sekalipun menjejakkan kaki di Bromo. Ah kapan ya bisa berlibur dan mampir ke Bromo. Insya Allah suatu saat nanti. I hope so and I know so
ReplyDeletesemoga segera terwujud impianny kang asep, kalo ke bromo, nanti sampeyan kabari saya ya, barangkali bisa ketemu di sana ^^
DeleteBromo Tanjung Pondok Tani
ReplyDeleteMemperkenalkan " Kawasan Tengger-Bromo" dari segala aspek, menginap di ‘Pondok Tani’ Tanjung- Tosari-Pasuruan. khusus untuk rombongan cukup dng membayar sukarela (tanpa tarif) Rute: pasuruan-warungdowo-ranggeh-pasrepan-puspo-(BTPP)tanjung KM 99 (Baledono-Tosari)
@.kamar los + 2 km mandi luar kapst: 8 s/d 16 orang, cukup memasukan dana "sukarela" ke kotak dana perawatan pondok pertanian. (tanpa tarif)
@.kamar utama + km mandi dalam + perapian, kapst: 4 s/d 6 orang. Rp.150.000,- /malam
*.fasilitas:.dapur,. kulkas,. ruang makan,. teras serba guna (4 x 12 m),. halaman api unggun,. tempat parkir unt 6 mobil,. kebun sayur.
# untuk informasi hub per sms/tlp: 081249244733 - 085608326673 ( Elie – Sulis ) 081553258296 (Dudick). 0343-571144 (pondok pertanian).
# Informasi di Facebook dengan nama : Bromo Tanjung Pondok Pertanian