Selamat malam para sahabat blogger, selamat beraktivitas dan selamat menikmati hawa dingin di malam hari ini.
Pada kesempatan ini, saya ingin sedikit bercerita mengenai kehidupan pribadi saya apabila dilihat dari sudut pandang orang lain. Semoga cerita ini bisa membuat Anda semakin memahami makna dari adanya perbedaan.
Cerita ini bermula ketika saya masih berstatus pelajar SMP. Pada waktu itu saya memberanikan diri untuk berkenalan dengan seorang gadis yang manis, cantik dan unyu unyu. Hanya dengan modal "lambe" alias modal kata kata saya memperkenalkan diri saya kepada sosok gadis mungil tersebut pada saat acara Latihan Gabungan Pramuka 2 SMP yang berbeda.
Pada waktu itu saya benar benar kagum dengan gadis mungil yang manis tersebut. Saya merasa bahwa gadis itu seperti gula, dimanapun dia berada akan selalu terlihat dan terasa manis. Bahkan saat saya mendekatinya, rasa manis tersebut akan muncul lebih tajam hingga memberikan rangsangan yang dahsyat terhadap memori otak saya. Dan dari rangsangan tersebut merubah rasa kagum menjadi rasa "cinta".
Saya bukanlah orang yang mudah memberikan hati saya untuk orang lain. Bukan karena saya jual mahal atau karena saya memiliki nilai lebih. Tapi hal tersebut saya lakukan karena saya tidak ingin dikerumuni banyak wanita. Saya hanya ingin ditemani oleh si gula tersebut. Ibarat serbuk kopi, pemanis yang pas hanyalah gula. Kopi tidak memerlukan kremer, kopi tidak memerlukan madu, dan juga kopi tidak memerlukan pemanis yang lain selain gula.
Saya senang mengibaratkan bahwa hubungan saya dengan si gadis mungil tersebut ibarat kopi dan gula. Karena perumpamaan tersebut sangat cocok dengan keadaan saya dan juga si gadis mungil.
Si gadis mungil pantas diibaratkan gula karena dia adalah sosok orang yang ceria, selalu tersenyum, selalu memberikan keramahan kepada setiap orang, dan dimanapun dia berada selalu memberikan suasana yang ramai dan menyenangkan. Begitulah sosok si gadis mungil tersebut, dan saya rasa cukup pantas untuknya predikat "gula" yang akan memberikan suasana yang manis dimanapun gula itu berada.
Sedangkan saya sendiri saya ibaratkan sebagai kopi karena saya adalah sosok yang misterius, serius, namun memiliki citarasa yang berbeda, sehingga hanya dengan diam saja saya bisa memikat hati orang lain. Namun saya tidak akan bisa hidup sendiri dan memberikan rasa yang enak apabila saya sendirian. Oleh karena itulah saya mencari sosok gula dari si gadis mungil tersebut sebagai pemanis bagi kehidupan saya.
Mungkin itulah perumpamaan saya dengan si gadis mungil. Ibarat kopi dan gula yang tidak bisa dipisahkan. Meskipun kami berbeda karakter tapi kami ingin selalu menyatu, karena gula dan kopi selalu ditakdirkan untuk bersama dan memberikan kehangatan bagi orang orang yang ada di sekitar.
Semoga dengan ilustrasi tersebut kita semua bisa memahami bahwa perbedaan tidak harus selalu menjadi faktor yang menyebabkan perpecahan. Karena sebenarnya peredaan itu ada agar kita saling melengkapi dan saling bekerja sama untuk sesuatu yang lebih baik.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Salam unyu dari gula dan kopi ^^
wah makasih bnyk infonya
ReplyDeleteterima kasih mas udah berkunjung ^^
DeleteMemangnya ini info ya?
Delete*garuk2kepala sambil berpikir keras mencari arti kata "INFO"*
:D just kidding mas Paling Asik ... ini komen dari emak2 yang sedang bingung
@mbak mugiar : ada lho mbak infonya, yaitu info tentang hubungan saya dengan si gadis mungil mbak, hehehe
DeleteAku yo bingung .... ini mah bukan info ngaco yang komentar diatas, melainkan infotainment si Boll, mantep mam, pertahankan ya; saya malah pinya ibarat lain ada kopi ada gula....memang tidak dipisahkan.... simplenya diakui atau tidak hidup itu kadang pahit ibarat Kopi, untung saja ada istri saya yang jadi pemanisnya.. eaaaaa
Deletebiarkan saja deh kang, semoga lain kali bisa ngasih komentar yg lebih logis ^_^
Deletesaya sih langsungnyambung nyambungkan kang artha, paling tidak hidup saya memang seperti itu
Hmmm ... jadi, dengan gadis mungil itu, sampai sekarang nih ceritanya? Okelah kalo begitu. Mudah2an berlanjut ke jenjang berikut. Salam unyu untuk gadis mungil itu ya ^__^
ReplyDeletemasih sampai sekarang kok mbak ^^
Deleteterima kasih doanya ya mbak, amin amin ^^
terusannya gimana? udah di "sah" kan?? critanya gimana???
ReplyDeletewkwkwk, belum disahkan mas, nunggu timing dan nunggu money yg cukup mas, hehe
Deletega selalu loh
ReplyDeleteaku lebih suka kopi pahit. kalo pake gula aroma kopinya kurang nendang...
wkwkwk, berarti sampeyan lebih suka ngumpul sama cowok mas, karena kopi kumpul kopi (baca : mirip homo)
Deletekalo saya seneng pake gula mas, hehe
aku terlalu pait kali
Deletejadinya gula gulanya ga mau ndeket
atau karena udah manis ya..?
sebenernya ada manisnya mas, tapi ketutupan pahite, koyok ngombe kopi, masio legi tetep kroso pahit mas
DeleteGuanya memang manis kok
ReplyDeleteTak ada da mansia yang sama persis mas
Merubah pasangan agar sama dengan kita adalah hil yang mustahal.
Salam hangat dari Surabaya
memang tidak ada yang persis pak dhe
Deleteberbeda untuk saling melengkapi itulah tujuan diciptakannya makhluk yang berpasangan
Salam pramuka Mas :)
ReplyDeleteKopi dan Gula (plus air tentunya), sahabat terbaik kala mencangkul.
Salam..... ^_^
Deletejadi inget masa smp mas, kalo kemah pramuka di wonosalam, di daerah Pengajaran, yang mau ke air terjun tretes mas, jadi pengen kesana lagi
Kalo sama plek, malah ngga bisa bersatu ya mas, justru perbedaan ada untuk saling melengkapi :D
ReplyDeletebisa bersatu sih mbak, tapi ya gitu, hidupnya cuman datar datar aja mbak
Deleteoh jadi ini sepasang kopi dan gula
ReplyDeletewah :)
kalau saya gak suka ngopi tapi suka gula :D
bukan sepasang mas achoey, tapi memang kopi+gula yang melebur menjadi satu dalam cinta, hehehe
Delete*sok puitis
aku juga sukanya kopi pahit.. bisa single selamanya tuh kalau gitu ya...
ReplyDeletejangan hidup single terus mas, kasihan yang udah ditakdirkan jadi jodoh sampeyan, hehe
DeleteSerius nih situ Kopi?? Kopi kan pahit !
ReplyDeleteeh , tapi sekarang kopi udah ada yg 3 in one loh? nah ..yg ketiga/creamer nya itu sopo? hihi...
saya tidak membuat produk yang 3 in 1 mbak, soalnya cremer bukan tambahan yg pas untuk kopi dan gula (*ngales), hehe
Delete@Popi : hahhahahahaaha mba Popi bisa aja. Kalaw soal Ngopi sih saya sering juga malah yang sama persis yang mba Popi sebut itu adam gula, kopi, sama SUSu alias tri in wan hehehehehhee. Saya suka minum Kopi yang tidak ada ampasnya di bawah gela alia Habis sekali minum. Eala saya jadi ngurus kopi dehhhh
Deleteternyata kang asep juga penikmat kopi tri in wan ternyata, hehe
Deleteyang jadi kremer itu anak anaknya mbak popi ^^
hehehe Kopi memang asyik bagi saya asal tidak kental dan dominan susunya. Hihiiheie sudah segede ini masih suka SUSU loh sayah. Masih perlu gizi untuk kesehatan tulang dan gigi hihihiheiheiheiheiee
Deletekan kalo nggak pake susu, nggak 5 sempurna kang Asep :D
Deleteperumpaan hubungan di bawa ke kopi dan gula...jgn sampai siang dan malam ya, gak bakal ketemu kalau siang dan malam dijadikan perumpaan hubungan
ReplyDeleteiya mbak, kalo siang dan malam, kapan ketemunya, jangan jangan kisah sampeyan yg seperti siang dan malam ^^
Delete*justkidding mbak ririe
wah... gula tanpa kopi terasa aneh dilidah, tapi kalo kopi tanpa gula lebih aneh.. jadi gula+kopi rasanya pas dan mantab. hehe
ReplyDeletehehehe, iya bang, jangan sampai nyebut acara di televisi bang, pas mangstap ^^
DeleteUhuy.. Romantis abis Mas Imam. Ibarat gula dan kopi. Perpaduan paling pas gitu ya. Hebat sudah kenal jodohnya dari smp euy. teope. :)
ReplyDeleteEh udah bisa komen mas Imam. :D
terima kasih mas, saya lho nggak bisa romantis mas, yang bisa tuh mas achoey el haris yg punya romantisan.com ^^
Deleteoke mas, udah bisa ternyata, settingannya udah pas berarti mas ^^
terima kasih
heum.. gula dan kopi, bener kata mas boll, ternyata keduanya memang tak terpisahkan. tapi jadi mikir ulang ketika ini saya adopsi untuk ibu saya yang gak suka manis, pasti kalau bikin kopi gak mau dikasih gula, #eh
ReplyDelete:)
peace..
kan ibunda sampeyan udah manis mbak, jadi minum kopi+air saja pasti tetep manis (orangnya) nggak tahu koinya manis atau nggak, hehe ^^
Delete