Persahabatan Itu Bukan Genk Genk An

Selamat beraktivitas para sahabat blogger

Tidak terasa sudah membuka bulan yang baru. Bulan september ceria sudah terlewatis dan saatnya sekarang memasuki bulan oktober yang harus lebih bahagia dari bulan kemarin.

Pada kesempatan kali ini saya ingin menghibur diri saya dengan memikirkan kondisi para remaja saat ini yang menurut saya sudah kelewat batas. Beberapa waktu lalu kita telah mengetahui bahwa ada satu korban jiwa dalam tawuran pelajar di jakarta. Dan sekarang si pelaku sudah tertangkap dan pelaku ternyata bangga sudah bisa membunuh orang di usia muda [merdeka].

Satu kalimat yang muncul di pikiran saya, "Benar Benar Bocah Edan"

Kalo itu sih berita yang ada di Jakarta, jauh dari tempat saya sekarang. Selain di Jakarta, di Jember juga ada fenomena menarik tentang kebiasaan membentuk genk dan melakukan aksi pemalakan pada teman temannya. Yang lebih parah lagio, bukan cowok yang melakukan pemalakan. Justru genk yang beranggotakan 4 cewek yang melakukan pemalakan kepada adik kelasnya yang cewek juga [wartajember].

Satu kalimat lagi yang muncul di kepala saya, "Benar Benar Bocah Gendeng"

Saya merasa terharu bila melihat kondisi anak muda jaman sekarang. Di saat kawan dan teman seusianya bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan segudang prestasi. Hal yang mereka lakukan adalah perbuatan yang benar benar melanggar norma serta etika yang sudah membumi di Indonesia.

Saya sebenarnya malas mau berkomentar mengapa hal tersebut terjadi di negeri kita. Ada yang bilang orang tua yang salah lah, ada yang bilang guru kurang pengawasan lah, bahkan ada yang bilang sampai sistem pendidikan yang salah. Kalo memang masih berpikir siapa yang salah, mungkin sampai 100 tahun lagi hal ini akan tetap terjadi.

Ada satu hal utama yang menjadi perhatian saya tentang adanya tawuran serta pemalakan tersebut. Saya berpikir mereka bukan mencari sensasi, tapi mereka ingin membuat sensasi dengan teman yang memiliki aliran serta lifestyle yang sama. dan dalam usia remaja hal ini biasa disebut dengan GENK.

Saya rasa bagi para blogger yang pernah merasakan hiruk pikuk pelajar SMA pasti mengetahui kenapa pembentukan GENK itu menjadi prioritas pelajar sewaktu SMA. Mengapa mereka tidak memilih Pramuka yang melatih keterampilan atau Paskibraka yang melatih kedisiplinan. Serta mengapa mereka tidak memilih Ekskul seni untuk mengembangkan minat dan bakatnya atau memilih Ekskul kerohanian agar selalu meengerti dan menaati norma agama.

Pertanyaan tersebut memang akan memiliki jawaban yang beragam. Namun secara pasti kita bisa berasumsi bahwa mereka lebih memilih GENK karena nama GENK sendiri lebih bisa mempopulerkan remaja tersebut  daripada mengikuti ekskul yang tentu saja harus bawa piala atau menang lomba dulu baru bisa populer.

Apalagi pada jaman sekarang dunia pertelevisian seolah olah mengajarkan kepada remaja untuk melihat sinetron atau tayangan televisi yang "nggak pantes" karena dalam sinetron tersebut malah ditunjukkan secara nyata kondisi remaja yang sok berkuasa, remaja yang suka menganiaya temannya atau bahkan remaja yang bisa semena mena kepada temannya karena bokapnya termasuk salah satu pemilik yayasan. Saya yakin tayangan itu bukan menjadi hiburan tapi malah menjadi bahan percontohan oleh para remaja yang masih "labil".

Bagi para remaja, saya yakin mereka tidak mau menjadi remaja yang cupu. Waktu sekolah pake kacamata tebel. Keluar kelas cuman ke perpus aja atau cuman nongkrong sambil baca buku. Tapi mereka pasti juga menginginkan sosok teman yang nantinya akan menjadi sahabat bagi mereka. Atau bahkan bisa membentuk komunitas tertentu dengan persepsi dan motivasi yang sama.

Bagi para cowok atau cewek, berkomunitas memang sesuatu yang wajib dan selalu ada ketika SMA. Cowok atau cewek pun pasti memiliki sahabat ketika dia SMA. Tapi persahabatan yang seperti apa yang harus ada itu ada di tangan mereka. Mereka bebas memilih asalkan masih berada di jalur yang benar.


Siapa bilang tidak boleh punya sahabat
Siapa bilang tidak boleh menjalin persahabatan
Persahabatan itu boleh
Asalkan
Persahabatan itu bisa untuk siapa saja

Artikel Catatan si Boll Lainnya :

24 komentar:

  1. namanya juga manusia. kalo sudah ngumpul dengan yang satu pemikiran selalu saja ide ide gilanya. ke arah mana ide tersebut, nah itu dia masalahnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepertinya mas rawins cerita pengalaman pribadi nih ^^

      hehehe, ketahuan tuh mas

      Delete
  2. Emang tergantung orang-orangnya sih Mas Imam, meskipun bersahabat bukan berarti harus pasrah bongkokan kan ya ke orang-orang di lingkaran itu. Baik buruk masih tetep harus dipertimbangkan.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. selama prinsip masih ada, pasti nggak akan mudah terpengaruh mas dani ^^

      Delete
  3. Masih muda si, terus bimbingan juga kurang, jadi gitu deh, bertindak sesuai hati nurani (yang salah) dan pemahaman yang kurang baek jg

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, itu juga salah satu alasan mengapa tawuran lebih sering terjadi pada usia muda, karena mereka masih labil

      Delete
  4. Biasanya kalaw hubungan emosional antara dua orang misalnya sudah sedemikian kental dan eratnya, maka jika salah satu pindah kerja maka kawan yang satu lagi akan ikut sebagai tanda solider.

    Ini menarik sekali. Persahabatan memang universal dan tidak berkelompok kelompok atau terkotak kotak (fans JOKOWI neh soalnya biar saya tinggal di Pontianak). Nah jika sudah begitu memang bersahabatan sih namun ini lebih mirip kepada kelompok atau komunitas. Persahabatan dalam kelompok tertentu saja. Ini pendapat saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. selama masih digunakan untuk yang baik baik ya masih tetap boleh boleh saja kang asep

      namanya juga anak muda, pasti butuh teman untuk curhat atau sekedar sms gila gilaan ^^

      Delete
  5. empunyai genk silahkan aja, tp bener2 rs di arakan.. kadang anak2 muda terlalu bangga sm nama genknya akhirnya ego tinggi bgt & pengen nindas genk lain..

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju dengan pendapat mamanya keke dan nai, tapi susah juga lho mama untuk mengatur anak muda jaman sekarang, sering saya lihat anak mudamembantah orang tua karena arahan orang tua

      sungguh miris melihat hal itu

      Delete
  6. Kenapa negeri ini generasi mudanya jadi ga karuan gini ya? Sinetron TV pengaruh tuh ya? masa anak SD sirik2an dan jahat? payah tuh Punjabi bersodara! **loh?**
    btw, genk2an sepanjang itu positif ga apa. Dulu masa SMA juga temenku ada yg bentuk genk. Tp mereka suka bikin ide2 oke. Misal pentas seni, karya wisata dll.
    Jadi rindu pemuda masa lalu... **maklum, generasi tua**

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo genk yang kayak gitu biasanya bukan lagi genk mbak popi, tapi itu sudah jadi komunitas di ekskul maupun kelompok remaja di usia sma

      Delete
  7. prihatin ya dengan kejadian tawuran yang kemaren terjadi..ngeri saya membayangkannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga hal itu tidak terjadi pada keluarga kita mama Zidane

      Delete
  8. Persahabatan bede loh dengan genk... soalnya namanya sahabat itu selalu memperingatkan pada hal yang terbaik, ingin melihat sahabatnya sukses... bukan malah memanfaatkannya dengan dalih "persaudaraan".... tawuran dengan dalih "persaudaraan"

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini memang yang jadi inti permasalahan mas

      adanya perbedaan penafsiran tentang persahabatan bisa berakhir di ujung clurit mas

      Delete
  9. Salam kenal Boll,. Lucu sekali. Baca tulisannya kesannya tegas, eh di bagian bawah ketemu salam Unyu. Errrr.. Unik. :)

    Masa-masa Geng-geng-an menurutku merupakan salah satu fase yang memang harus dilalui oleh remaja, hingga akhirnya mereka bisa menemukan sendiri makan dari pertemanan serta persahabatan yang sebenarnya. Selama geng-nya masih dalam taraf yang wajar dan tidak mengarah ke hal-hal yang negatif, saya kira tidak ada salahnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mbak Armae ^^
      jadi lebih semangat ngeblog nih karena sanjungan dari sampeyan ^^

      memang fase remaja adalah fase yang sulit mbak, menemukan kedewasaan juga bukan hal yang mudah, harus terjatuh beberapa kali dulu baru bisa mendapat kedewasaan

      terima kasih mbak Armae udah berkunjung, salam ke bli gandhi ya mbak ^^

      Delete
  10. setuju sama rawin namanya manusia sukanya berkelompok buat ketenangan diri... hanya saja setelah berkumpul suka banyak setannya shingga buat yang aneh aneh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo di komunitas cowok memang terkesan kayak gitu mas, kalo nggak berani nekat it bukan cowok

      tapi masalahnya, nekat dalam hal apa, itu yang masih jadi polemik mas

      Delete
  11. sebagai makhluk yang memiliki kecenderungan bersosial, memiliki kelompok adalah sebuah kewajaran. Hanya saja ketika mreeka menjadi satu kesatuan akan muncul 'kekuatan' dalam kebersamaan yang nggak dimiliki ketika mereka sendirian. Kekuatan bersama ini kalo salah dalam menerjemahkan, maka munculah perilaku-perilaku yang nggak baik seperti memalak dan sejenisnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sangat setju mas dengan pendapat sampeyan

      semoga para remaja sekarang bisa melihat dengan mata dan mendengarkan dengan telinga serta memikirkan dalam hati, langkah seperti apa yang harus dipilih agar tidak menyesal di kemudian hari

      Delete
  12. sedah banyak cerita lama tentang beginian, semoga dengan kedepannya lebih berkurang..

    ini kl diterusin ya ujung2nya tawuran loh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin mas

      sekarang seharusnya tawuran udah nggak jaman, udah kudu diganti dengan bersaing dalam kreativitas serta pengetahuan

      Delete

Silahkan menuliskan komentar Anda tentang postingan di atas
Semoga tulisan di atas bermanfaat bagi Anda ^^

Note :
1. Komentar dengan Link Hidup akan di delete.
2. Komentar saya moderasi untuk menghindari komentar yang tidak pantas

Scroll to top