ASI Belum Tentu Baik Bagi Bayi

Selamat beraktivitas para sahabat sekalian, 

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi cerita kepada para sahabat sekalian. Beberapa hari yang lalu saya sempat berbincang bincang dengan beberapa teman mengenai dunia pertanian. Banyak hal yang kami bahas, mulai dari benih, jagung, padi, dan akhirnya menjurus kepada hasil pertanian yang selama ini sudah dikonsumsi oleh manusia.

Dalam perbincangan tersebut, ada beberapa hal yang menarik dan kemudian menjadi kesimpulan saya pada waktu pembahasan. Kesimpulan yang saya peroleh adalah mengenai banyaknya makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang, kebanyakan sudah terkontaminasi leh zat zat kimia berbahaya. Salah satunya adalah bahan pengawet dan juga protein buatan yang digunakan mempercepat pertumbuhan hewan serta tanaman.

Coba kita bayangkan, pada waktu dulu seringkali kita mengetahui bahwa masa panen padi adalah 5-6 bulan. Sedangkan pada waktu sekarang, jenis padi tertentu dalam usia 3,5 bulan pun sudah bisa dipanen. Pada contoh bahan makanan yang lain, ayam potong dulu umumnya bisa dipanen 1,5-2 bulan, pada saat sekarang, sudah banyak ayam potong yang bisa dipanen setelah 28 hari / 4 minggu (sumber). 

Contoh di atas memberikan bukti bahwa semakin lama pertumbuhan hewan ataupun tumbuhan yang menjadi bahan makanan kita akan menjadi lebih cepat. Secara finansial hal tersebut memang menguntungkan. Namun secara kesehatan hal tersebut belum tentu menguntungkan. Penyebabnya adalah karena semakin tidak wajarnya susunan gen dalam spesies tersebut akibat adanya beberapa sel yang termutasi sehingga menyebabkan semakin cepatnya pertumbuhan spesies tersebut.

Dalam perbincangan tersebut saya juga membahas bahwa saat ini semakin banyaknya penggunaan pupuk kimia pada tumbuhan pertanian dan pakan ternak kimia (konsentrat) kepada hewan ternak dapat menyebabkan semakin terkontaminasinya bahan makanan manusia. Dengan makanan yang terkontaminasi, otomatis bahan kimia berbahaya pun akan semakin berada di dalam tubuh kita. Buah dan sayur yang masih dianggap sehat pun pada kenyataannya juga merupakan salah satu sumber bahan kimia berbahaya yang ada di tubuh kita.

Terus bagaimana jika ibu hamil yang mengkonsumsi bahan makanan yang terkontaminasi kemudian menmberikan ASI kepada anaknya??

Beberapa pandangan yang selama ini kita dengar adalah bahwa ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi. Beberapa alasan pendukungnya adalah sebagai berikut:

1. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi
2. ASI mengandung zat antibodi
3. ASI mudah dicerna oleh bayi
4. ASI steril, segar, dan tidak pernah basi
5. ASI bisa m,encegah diare, sembelit, infeksi telinga, dan obesitas
6. ASI mencegah alergi
sumber :  Dokteranakku

Kemudian, apakah beberapa kelebihan tersebut masih berlaku sampai sekarang. Jawabannya adalah iya, beberapa kelebihan tersebut memang masih berlaku. Namun ada salah satu pengecualian yang harus diperhatikan oleh ibu dari si bayi. Yaitu semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu, secara langsung akan diberikan kepada si anak melalui ASI, baik itu berupa obat obatanmaupun berupa bahan kimia berbahaya yang dikonsumsi melalui makanan.

Oleh karena itulah, berdasarkan diskusi saya dengan teman teman saya. ASI belum tentu baik bagi bayi karena ibu ibu jaman sekarang pun kurang memperhatikan dengan baik makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Mie instan, camilan camilan berbahan pengawet, susu kaleng, sardens, dan berbagai makanan dan minuman berbahan kimia pun selalu dikonsumsi si ibu padahal pada waktu yang sama dia juga akan menyalurkannya kepada anaknya melalui ASI.

Jadi dalam postingan ini saya berharap agar para ibu ibu yang lagi menyusui anaknya lebih memperhatikan lagi asupan makanan, minuman dan obat obatan. Jangan sembrono makan segala makanan, karena makanan jaman sekarang juga tidak lebih baik dari makanan jaman dulu seperti gaplek dan tiwul.

Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Artikel Catatan si Boll Lainnya :

19 komentar:

  1. bukan hanya ibu menyusui, dalam Islam Allah memerintahkan kepada siapapun hanya memakan makanan yang halal dan thoyyib, dan karena kebetulan saya ibu menyusui saya berusaha mencari info sebanyak2nya tentang laktasi, yang saya pahami makanan yg dimakan si ibu tidak sepenuhnya ditransfer apa adanya dalam ASI, karena ASI memiliki mekanisme penyaring agar yang tertransfer ke bayi tidak lagi berbahaya, sedangkan asupan makanan ibu lebih banyak berpengaruh kepada kualitas (nutrisi) dan kuantitas ASI nya, jadi tidak sertamerta ketika ibu makan makanan berpengawet maka ASInya mengandung pengawet, kecuali virus berbahaya macam AIDS yang memang bisa tertransfer melalui ASI

    berkaitan dengan tanaman ada yg perlu saya koreksi karena kebetulan saya peneliti di bidang pertanian. Kecepatan masa panen suatu varietas atau jenis tanaman tertentu tidak selalu karena faktor zat berbahaya. Perbaikan genetik suatu tanaman antara lain bisa dicapai melalui kegiatan pemuliaan, dengan mencari materi yang unggul yang bisa diturunkan, misalnya persilangan antara padi tipe A yang berumur genjah dengan padi tipe B yang tahan penyakit, maka menghasilkan anakan tipe C yang genjah dan tahan penyakit, dan kegiatan persilangan tersebut aman, karena perbaikan genetik adalah proses alami karena faktor tetua (ibu-ayah) yang terpilih dengan memanfaatkan kemunculan sifat unggulnya. Perihal penggunaan bahan2 kimia itu masalah lain lagi, dan yang saya pahami zat2 kimia selama tidak bersifat sistemik masuk dalam jaringan tanaman tidak masalah, yg penting ketika hendak dikonsumsi harus benar2 dibersihkan agar tidak ada residu yang tertinggal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebelumnya saya mohon maaf,

      kebetulan saya juga berkuliah di bidang kesehatan, memang sistem ASI sudah ada penyaringnya mbak, namun memang tidak semuanya akan tersaring karena sekarang sudah banyak ditemukan kasus kelainan yang pada anak karena pola makan ibu yang kurang baik.

      yang kedua, masalah pemuliaan tanaman?

      apakah Anda benar2 pernah mengetahui secara langsung penyilangan yang tanpa menggunakan radiologi??
      bagi saya dan teman saya yang meneliti di bidang pertanian, sekarang juga banyak bermunculan site effect karena efek radiologi pada pemuliaan bibit. dan mohon diingat pemuliaan benih padi umumnya yang dilakukan di IRRI adalah dengan mutasi dengan mengurangi kromosom yang bersifat negatif. Pemuliaan padi tidak seperti mangga yang bisa diokulasi, tetapi menggunakan radiologi sehingga dalam beberapa keturunan pasti akan terdapat kelainan yang bisa menimbulkan efek berbahaya.

      Jadi apabila Anda kurang berkenan dengan bacaan saya, saya minta maaf. Namun hal ini berdasarkan apa yang saya ketahui dan spekulasi yang ada sekarang. Dunia ilmu tidak saklek lho mbak, akan berubah sepanjang zaman. Terima kasih

      Delete
    2. mungkin perlu bijak menuliskannya, jika perlu ada referensinya, bukan hanya pendapat yang mungkin belum teruji secara pasti, karena bisa saja yang membaca orang awam, kalo saran saya jika menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan keilmuan yang bersifat pasti itu perlu referensi yang mendukung, karena apa yang kita tuliskan harus bisa dipertanggungjawabkan... ingat! kadang yang membaca adalah orang awam yang kadang hanya ambil kesimpulan tanpa tahu kronologis masalahnya..

      seperti radiasi misalnya, memang selalu ada efek pada keturunan yang dihasilkan, tapi apakah efek itu berimbas pada siklus tumbuh manusia, karena akan kita konsumsi, saya pikir harus ada bukti sebelum menyimpulkannya... apakah efek samping adalah dari padi hasil radiasi ataukah masalah tubuh kita karena efek samping bahan2 pengawet pada makanan? karena itu 2 kasus yang berbeda...

      dan jujur karena saya pernah berkecimpung dalam bidang ini sebelumnya, walaupun sekarang berpindah pada tanaman keras, saya belum menemukan bukti empiris berkaitan dampak tanaman hasil pemuliaan pada tubuh manusia setelah dikonsumsi, jadi mungkin anda punya referensinya?

      dan soal ASI, HANYA ASI YANG TERBAIK UNTUK BAYI, dalam bayangan saya, tidak pernah terbersit, ASI BELUM TENTU BAIK, sampai kapanpun ASI tetap yang terbaik, jikapun ada masalah pada asupan nutrisi ibunya, masalah bukan pada ASInya, tapi bagaimana mendukung ASI lebih berkualitas dan berkuantitas...

      oke, itu pendapat saya, terimakasih

      Delete
    3. sebelum saya menjawab, saya ingin tersenyum dulu ya mbak ^^

      saya heran, kenapa Anda begitu serius dengan hal ini, mungkin Anda memang profesional dan saya hanya orang baru di blogger Indonesia, jadi saya juga bingung harus gimana

      saya sebenarnya sudah malas memperkeruh masalah ini lagi mbak
      saya sadar saya masih awam juga dalam hal ini

      saya mohon maaf bila Anda tidak nyaman dengan postingan saya, terima kasih sudah memberikan review untuk tulisan saya

      Delete
  2. sebenarnya Ibu Ibu yang sadar kesehatan sih sudah menyadari hal itu.. mereka cederung lebih hati hati dalam memilih makanan...

    Tapi percaya apa tidak... walalupun Ibunya tidak makan dengan baik bukan berarti terus ASInya jadi tidak baik.. setuju dengan oyen diatas... ASI itu punya mekanisme filtering yang hebat sekali...

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang banyak sisi baik kok mas, makanya saya memberikan saran agar si ibu lebih memilah dan memilih lagi dalam mengkonsumsi makanan

      yang saya tahu, bahan kimia dalam makanan adalah xenobiotik yang juga akan masuk ke asi, karena asi juga berasal dari darah yang sistemik juga, meskipun filtering pada asi sudah baik, namun untuk bahan kimia tertentu pun juga akan disalurkan kepada si anak

      Delete
  3. Saya sangat sepakat dengan Ibu Oyen. Siapapun kita harus tetap menjaga kwalitas apa yang kita konsumsi, tak hanya ibu menyusui. Karena saya orang medis, maka saya tegaskan bahwa ASI tetap yang terbaik bagi bayi tak peduli dengan apa yang dikonsumsi si Ibu. Bahkan ibu yang sakit sekalipun kecuali AIDS dan Hepatitis, itupun masih ada sekian % kemungkinan yang aman dari resiko penularan.

    Jadi judul yang dibuat sangat mengundang kontroversi, dan masalah gambar jujur saya merasa risih. Menuliskan tentang ASI yang spektakuler sudah sangat dimengerti oleh publik tak perlu dengan penjelasan gambar serupa, ini menurut saya.

    Maaf bila ada kata yang tak berkenan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebelumnya saya mohon maaf kepada bunda yunda hamasah, saya juga orang medis bu, saya tidak akan menulis jika apa yang saya katakan adalah sebuah opini belaka tanpa adanya analisa yang logis dan juga teori yang sudah berkembang

      saya memang setuju dengan ASI memang paling baik, namun ASI juga tidak akan berkualitas jika konsumsi di ibu kurang baik. maksud tulisan saya ini adalah untuk mengingatkan, jadi mohon dibaca dulu semua isi postingan, dan juga dibaca kesimpulan tulisan saya.

      untuk masalah gambar, kalau memang Anda resah dengan gambar tersebut, saya mohon maaf secara pribadi, saya memunculkan gambar tersebut bukan untuk pornografi, tapi mempertegas tema tulisan saya, saya juga sebagai mahasiswa kesehatan tidak merasa hal tersebut adalah hal yang tabu, karena yang saya bahas disini adalah tentang kebaikan dan hanya ingin sekedar berbagi ilmu, Terima kasih

      Delete
  4. ooh. ini sebenarnya hanya masalah pada konsumsi saja kan?
    atau bisa jadi faktor lainnya??
    di lain sisi, postitf dari menggunakan ASI adalah karena sterilisasinya. Hampir tidak ada dilema tentang ini, tetapi memang ada baiknya waspada juga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini masalah konsumsi saja kok mas Indra, terutama konsumsi obat dan makanan dalam ibu menyusui

      Delete
  5. apa yg dimakan sangat berpengaruh...
    makanya, ibu" makanlah makanan yg bernutrisi :D

    ReplyDelete
  6. tapi buat anak masih tetep lebih baik asi ketimbang susu kaleng bro
    kalo susu kaleng, susunya diminum bapaknya, anaknya cuma kebagian kalengnya buat mainan
    kalo asi kan susunya buat anak, kalengnya eh ga pake kaleng ya..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwk, pinter banget mas ini, menjadi pemecah kesunyian di postingan ini mas ^^

      Delete
    2. gausah dipikirin om
      cara pandang dan cara perpikir tiap orang memang beda beda
      masalahnya disini pake bahasa tulisan yang kadang butuh penafsiran lebih mendalam ketimbang bahasa lisan
      seperti aku tulis di jurnal kemarin, masih banyak temen yang belum bisa membedakan antara konsep ideal dengan kenyataan. padahal nulis yang ideal mulu tanpa ada pembanding dalam fakta, sama saja kita nulis muluk-muluk tapi ga mengena sasaran
      biarkan orang nulis yang bagus bagus, kita nulis sisi buruknya
      peran antagonis itu dibutuhkan agar kita bisa berpikir terbuka tentang kehidupan

      *jadi inget pernah masuknominasi mpers tersaru dari mpid
      hiks..

      Delete
    3. wkwkwk

      memang begitulah om pikiran orang orang modern jaman sekarang, sesuatu yang berbeda justru dianggap tabu, bukan dianggap sebagai pelengkap dunia kehidupan yang penuh dengan hitam dan putih

      mungkin sampeyan dan saya memiliki otak yang kurang stabil, jadi senengnya dengan hal hal yang tidak sejalan dengan orang orang pada umumnya

      tapi seh hal itu juga wajar kok, karena kita masih muda, sehingga pikiran kita masih terbersit hal yang aneh aneh ^^

      kalo dibaca emang tulisan sampeyan saru mas, hahaha

      Delete
    4. saya senyum senyum aja baca komentar mas Rawins yang sepertinya mau berbalik arah dari bisnis PANCI menjadi bisnis Air SUSU. Tapi tetap saja dimasaknya pake PAnci. Panci never dies.

      Soal SUSU kaleng atau susu formula, anak saya yang kedua adalah contohnya. Sejak dia lahir sampai sekarang (sekitar 2 tahun) dia selalu mengkonsumsi susu formula. Beda dengan kakaknya yang full ASI sejak dilahirkan. Ini karena kesibukan bundanya yang bertugas di luar kota.

      Delete
    5. sebenarnya keduanya baik kok Kang Asep, hanya melihat darimana kita memandang

      yang penting sebagai orang tua ya memberikan yg terbaik untuk anaknya, sepertinya itu fiosofi yag ada selama ini ^^

      Delete
  7. bisa dijelaskan bagaimana terbentuknya ASI di tubuh seorang ibu?
    atau bikin judul ini agar banyak yang datang?

    ReplyDelete

Silahkan menuliskan komentar Anda tentang postingan di atas
Semoga tulisan di atas bermanfaat bagi Anda ^^

Note :
1. Komentar dengan Link Hidup akan di delete.
2. Komentar saya moderasi untuk menghindari komentar yang tidak pantas

Scroll to top