Kejanggalan Dunia Pendidikan Formal

Selamat beraktivitas para sahabat Noteboll sekalian,

Kalau ngomong soal pendidikan, pasti hal yang pertama kali tersbersit di pikiran kita adalah gedung sekolah, bayar spp, dan pake seragam. Hal tersebut masih lumrah lumrah saja karena saya juga pernah "makan bangku sekolah", jadi ya wajar saja ketika ngomong soal pendidikan pikiran kita akan tertuju ke situ.

Namun, baru baru ini, ada hal yang menurut saya cukup unik dan terkesan aneh, bahkan boleh dibilang aneh mengenai dunia pendidikan. Dimana suatu lembaga pendidikan adalah tempat untuk mencetak generasi muda yang terdidik dan bermoral, yang dilengkapi dengan aturan aturan yang tegas apabila ada siswa yang memang terang terangan telah melakukan suatu pelanggaran pada aturan sekolah tersebut. Tujuannya jelas, yaitu untuk mencetak generasi yang terdidik dan bermoral.

Para sahabat pasti mengetahui berita baru baru ini di media cetak ataupun elektronik. Yaitu tentang diperbolehkannya siswi yang telah melahirkan, serta siswa yang terjerat kasus kriminal untuk melaksanakan ujian akhir nasional atau yang lebih populer disebut dengan UAN. Tidak tanggung tanggung, yang memperbolehkannya bukan guru atau kepala sekolah, melainkan sang pemimpin dunia pendidikan, yaitu Menteri Pendidikan Nasional.

Menanggapai hal tersebut, saya hanya bisa geleng geleng kepala. Karena saya pikir dunia pendidikan sekarang bisa dibanting setir oleh nahkodanya. Yaitu karena hanya mementingkan kualitas dari sebuah nilai UAN daripada kualitas moral generasi yang ada sekarang, akhirnya siswa siswi yang terjerat kasus pun diperbolehkan untuk mengikuti UAN. Dalam hati saya berpikir "Apa sih pentingnya UAN? Apa nilainya lebih penting dari moral generasi yang dicetak dunia pendidikan?"

Secara teori, manusia memang butuh makan, butuh uang dan saya yakin sebagian dari Anda akan menjawab bahwa manusia juga butuh moral. Hal terseut sangatlah jelas, dengan modal perilaku dan etika yang bagus, saya rasa setiap tempat kerja akan bisa menerima karyawan dengan modal kejujuran dan etika yang baik. Karena saya pikir, ilmu itu bisa dipelajari kapan saja, bahkan kalo nggak lulus SMA pun, sudah banyak Kejar Paket C di setiap daerah, dimana lulusannya setara dengan lulusan SMA.

Jadi, saya pikir, sang jendral pendidikan perlu untuk merevisi ijin tersebut. Karena lebih baik menunda kelulusan demi mendapatkan generasi yang baik secara etika dan moral demi kebaikan negara kita di masa mendatang.

Nilai UAN memang penting, tapi apakah moral dan etika harus dikesampingkan???
Saya rasa semua orang akan menjawab TIDAK

Terima kasih dan semoga bermanfaat

Artikel Catatan si Boll Lainnya :

4 komentar:

  1. indonesia raya, bro...
    itulah sebabnya kenapa aku jarang bisa ngelamar kerja secara normal. selalu mentok di masalah ijasah
    padahal kenyataan di lapangan banyak orang yang ga punya ijasah malah lebih mumpuni dalam bekerja

    tapi malah enak ding
    ga pernah ngelamar malah dilamar
    jadinya enak bisa nawar gaji...
    hehe...

    ReplyDelete
  2. susah emang kang jadi warga negara yang bener, hehe

    yg penting cari ilmu aja deh, formal ato nonformal sama aja, yang penting bisa dibuat cari makan dengan halal

    ReplyDelete
  3. yuk ah kita bikin museum ijasah, buktikan kalo ijasah bukan segala2nya, heheh.. ^_^

    salam damae,

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, ijasah memang perlu tapi tidak bisa menjanjikan kehidupan yang lebih baik

      Delete

Silahkan menuliskan komentar Anda tentang postingan di atas
Semoga tulisan di atas bermanfaat bagi Anda ^^

Note :
1. Komentar dengan Link Hidup akan di delete.
2. Komentar saya moderasi untuk menghindari komentar yang tidak pantas

Scroll to top