Ibuku Katrok Namun Ibuku Tetap yang Terbaik


Ibu memang merupakan sosok yang paling bermakna dalam hidup saya. Meskipun saya adalah anak yang nakal dan sering membuat beliau jengkel. Tapi ibu tetap baik kepada saya, baik di waktu saya masih kecil maupun dewasa seperti sekarang. Setiap saya sakit beliau selalu merawat saya dengan penuh kasih sayang dan perhatian.

Banyak kisah kisah saya yang berhubungan dengan sosok ibu saya. Ada kisah bahagia, ada kisah sedih, bahkan kisah kisah lucu pun banyak terjadi. Bahkan sampai sekarang pun kisah kisah lucu itu masih sering terjadi ketika kami saling berkomunikasi ataupun ketika kami bersenda gurau bersama bapak dan adik adik saya.
dilarang menggunakan handphone
Dilarang telepon

Di antara beberapa kisah yang lucu tersebut, ada salah satu hal yang sampai saat ini membuat saya sering tersenyum sendiri ketika mengingat hal tersebut. Dan cerita ini terjadi karena “kekatrok’an” ibu saya. Maklum ibu saya dulu hanya lulus SMP. Dan ketika masih di sekolahnya ibu saya merupakan siswa yang tidak terlalu pandai dan tidak ingin tahu dengan hal hal berbau teknologi. Dan karena karakter ibu saya yang tidak ngurus teknologi, maka terjadi cerita yang lucu tentang ibu saya.

Cerita ini bermula ketika ibu saya ada di rumah sendirian, sedangkan adek dan bapak saya sedang keluar rumah. Saat itu saya yang ada di Jember ingin telepon orang tua saya di Jombang. Kebetulan waktu itu handphone adek saya nggak aktif, jadi saya telepon ke handphone bapak saya.

Pada waktu itu, saya telepon sampai lima kali nggak ada yang jawab. Dan pada waktu telephone yang keenam barulah telepon itu dijawab dan terdengar suara ibu saya.

“Halo halo, sinten niki”, begitu suara ibu saya

(artinya, halo halo, ini siapa)

“Niki kulo buk, Imam, saking pundi mawon buk kok mboten diangkat angkat”

(artinya, ini saya bu, imam, dari mana saja bu kok nggak diangkat angkat)

“Waduh le le, ibuk iki ora ngerti nggawene hape, iki mau ibuk metu omah nggolek’I bapakmu gak onok, iki aku njaluk tulung Anang gawe mitek telepone ben isok muni”

(waduh nak nak, ibu itu nggak ngerti cara menggunakan hape, ini tadi ibu keluar rumah mencari bapakmu nggak ada, ini aku minta tolong Anang untuk menekan tombol supaya teleponnya supanya keluar suaranya)

* * *

Begitulah, sedikit cuplikan komunikasi saya melalui handphone bersama ibu saya sekitar 3 tahun yang lalu. Pada saat itu ibu saya sama sekali nggak mengerti penggunaan handphone. Bahkan Mengangkat telepon saja harus minta tolong ke Anang, sepupu saya di sebelah rumah yang masih kelas 3 SD.

Peristiwa tersebut sungguh masih saya ingat sampai sekarang. Saya tidak bisa membayangkan ekspresi bingungnya ibu saya yang mencari orang untuk membantu mengangkat telepon. Kalau saya ingatkan hal itu kepada ibu saat kami sekeluarga berkumpul, sontak seluruh personil di rumah saya langsung tertawa terbahak bahak. Namun dengan tertawaan tersebut, ibu saya hanya tersenyum dan menimpalinya dengan satu kalimat saja.

“Ibuk yo pingin belajar hape, tapi bapakmu gak gelem ngulangi”
(artinya, ibu juga ingin belajar menggunakan hape, tapi bapakmu nggak mau mengajari)

Selalu itu saja alasan yang dilontarkan oleh ibu saya. Padahal bapak, adek saya, saya sendiri, bahkan sepupu saya Anang yang masih kelas 3 SD juga sering mengajari ibu saya. Namun karena keterbatasan ibu saya dan karena ibu saya gampang lupa terutama untuk hal hal berbau teknologi. Akhirnya hal ini membuat kami putus asa dan menyerah untuk mengajari ibu saya.

Namun setelah 3 tahun berselang, akhirnya terdapat perkembangan yang signifikan dari ibu saya karena ketelatenan adek saya dan Anang sepupu saya mengajari ibu menggunakan hape. Alhamdulillah sekarang ibu sudah bisa mengangkat telepon, mematikan telepon, dan juga menelepon menggunakan hape. Dan saat ini sedang belajar tahap lanjutannya, yaitu membuka sms masuk, mengetik sms, dan juga mengirimkan sms.

Demikianlah sedikit kisah yang menurut saya cukup unik mengenai ibu saya. Sosok Ibu yang katrok dan mulai belajar teknologi, namun tetap memiliki kharisma sebagai sosok wanita yang terbaik dalam hidup saya.

Selamat belajar menggunakan handphone ibu. Kami sekeluarga pasti akan selalu ingat pada janji kami. Jika ibu sudah bisa membuka sms masuk, mengetik sms dan mengirimkan sms, maka kami akan membelikan hape baru untuk ibu.

Sekian kisah Ibuku Katrok Namun Ibuku Tetap yang Terbaik oleh Catatan si Boll. Terima kasih dan semoga bermanfaat.



Artikel Catatan si Boll Lainnya :

12 komentar:

  1. kejadiannya hampir sama loh kayak ibu saya sediri . sampe sekarang aja dia cuma bisa gunakan telepon sama sms aja . yg laen gak pada ngerti ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebanyakan orang tua jaman dulu ya gitu

      kalo disuruh belajar susah banget mas :D

      Delete
  2. Allhamdulillah ibuku sudah bisa telp,smsm atau kirim mms cuma belum bisa internetan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo ibu saya, mungkin internet saja nggak tahu itu apa mbak, hehe

      Delete
  3. Walau katrok tetap sayang kan hehehe

    Semoga menang ya giveaway-nya :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. jelas itu mas, tanpa beliau saya bukan apa apa di dunia ini :D

      amin mas, monggo ikutan juga mas GA nya

      Delete
  4. hahaha.. awas kualat loh sam ngerasani emake.

    sukses kontesnya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha, wes ijin kang pas nggawe artikel iki :D

      Delete
  5. haha sama lah dengan ibuku dulu
    telpon rumah bunyi minta tolong angkatin malah telponnya diangkat dari meja...

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha, yang penting nggak malah dibanting kan nggak masalah mas :D

      Delete
  6. Hihii,,, nyaris mirip dengan mami cantexku... salam kenal juga ya mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga mbak :D

      kebanyakan ibu ibu juga gitu mbak

      Delete

Silahkan menuliskan komentar Anda tentang postingan di atas
Semoga tulisan di atas bermanfaat bagi Anda ^^

Note :
1. Komentar dengan Link Hidup akan di delete.
2. Komentar saya moderasi untuk menghindari komentar yang tidak pantas

Scroll to top