Kalo mengingat kejadian tawuran seperti di atas, hal yang pertama kali saya ingat adalah lagunya Bang Haji Rhoma Irama yang berjudul Darah Muda. Lagunya kayak yang di bawah ini nih...
Darah muda darahnya para remaja
Yang selalu merasa gagah
Tak pernah mau mengalah
Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak perduli
Darah muda
Biasanya para remaja
Berpikirnya sekali saja
Tanpa menghiraukan akibatnya
Wahai kawan para remaja
Waspadalah dalam melangkah
Agar tidak menyesal akhirnya
Dari dua bait lagu tersebut, saya yakin para sahabat bisa memahami bagaimanakah model seorang anak muda. Ada dua hal utama yang dijelaskan pada bait tersebut, dimana pada kedua baris itu sudah saya tandai dengan huruf yang lebih tebal dan juga bergaris bawah. Sifat sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Anak muda tidak akan mau mengalah atau mudah mengalah
2. Anak muda berpikirnya hanya sekali dalam menentukan suatu pilihan
Jadi apabila kita sinergikan dengan semakin maraknya tawuran akhir akhir ini, sebenarnya kita sudah mengetahui sifat anak muda yang menjadi cikal bakal dari adanya tawuran tersebut. Dan menurut saya, cara yang bisa dilakukan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan tawuran juga harus berdasarkan inti dari masalah tersebut. Jika kita bisa menyelesaikan akar dari masalah, saya yakin masalah juga bisa dibereskan.
Untuk menyelesaikan masalah yang pertama, yaitu masalah "mengenai anak muda yang tidak mau mengalah", cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberi pemahaman bahwa mengalah bukan berarti kalah
1. Memberi pemahaman bahwa mengalah bukan berarti kalah
Untuk cara ini, faktor pendidikan dan pengajaran anak di masa muda itu sangat penting. Baik keluarga maupun pengajar di sekolah memiliki peran utama sebagai motivator kepada mereka untuk bisa memahami bahwa dalam kehidupan itu memang ada menang dan juga ada kalah.
Jadi dalam mendidik seorang anak, berikanlah pemahaman kepada mereka bahwa menjadi yang terbaik atau menjadi pemenang itu boleh, tapi akan lebih baik lagi jika mereka menjadi yang paling bermanfaat bagi sesamanya.
2. Memberi pemahaman bahwa hidup itu "SERSAN" alias Serius Tapi Santai
Untuk cara ini, faktor keluarga dan pihak sekolah lagi lagi memiliki peran yang sangat penting. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pola hidup dan pendidikan yang Serius tapi Santai. Artinya adalah dalam belajar atau mengejar cita cita, kita mengajarkan seorang anak untuk serius dan tekun. Namun ketika ada masalah atau ada sesuatu yang ada di luar kehendak, kita mengajarkan mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan santai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dapat diberikan ke anak agar memiliki sifat yang mau mengalah adalah dengan melakukan tindakan preventif dengan memaksimalkan peran orang tua dan juga peran sekolah untuk memberikan pemahaman bahwa suatu suatu masalah dalam hidup tidak harus selalu didramatisir atau dibikin ruwet sendiri.
Untuk menyelesaikan masalah yang kedua, yaitu masalah "mengenai anak muda berpikirnya hanya sekali dalam menentukan suatu pilihan", cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna
Untuk cara ini, lagi lagi orang tua dan pihak guru di sekolah menjadi faktor utama dalam pembentukan karakter anak. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan bahwa manusia bukanlah sosok yang sempurna. Oleh karena itu, sebgai orang tua dan guru, kita harus mengingatkan kepada anak ataupun anak didik kita agar dalam menyelesaikan atau memikirkan suatu hal tidak sekali saja. Namun diperlukan dua atau tiga kali berpikir untuk belajar mengenali hidup dan juga memilih dan memilah baik dan buruk suatu hal yang kita pilih.
Apabila diselaraskan dengan adanya tawuran akhir akhir ini, saya merasa anak muda jaman sekarang hanya berpikir sekali dalam menentukan suatu tindakan. Jadi dalam hal ini, banyak terjadi kesalahan pola berpikir, mereka menganggap bahwa tawuran itu hal yang keren bagi anak muda. Padahal banyak hal lain yang lebih keren dari itu, yaitu memiliki prestasi akademis dan non akademis.
2. Memberikan bekal ilmu analisa mulai sejak dini
Untuk metode ini, mungkin sudah banyak diberikan untuk jenjang sekolah dasar maupun pra-dasar seperti playgroup dan Taman Kanak Kanak (TK). Yang dimaksud bekal ilmu analisa adalah bagaimana kita mengajarkan kepada seorang anak untuk bisa menilai suatu hal dari berbagai macam sisi. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut.
Pada sekolah TK adek saya, ibu guru membawa 1 buah apel dan diletakkan di atas meja di depan para muridnya. Kemudian ibu guru itu bertanya, "Anak anak, apa yang bisa kalian katakan mengenai buah apel yang ada di depan itu?"
Dengan pertanyaan itu, ibu guru memberi kesempatan pada setiap murid untuk mengatakan pendapatnya sesuka hati mereka, ada yang mengatakan apel berwarna merah, ada yang mengatakan apel berbentuk bulat, ada yang mengatakan apel rasanya manis, bahkan ada yang mengatakan bahwa apel itu harganya mahal dan lain lain. Semua jawaban itu ditampung oleh ibu guru dengan maksud memberikan pemahaman kepada muridnya bahwa hanya dengan satu benda pun akan ada banyak opini. Oleh karena itu, dalam menilai seseorang, jangan melihat dari satu sudut pandang saja.
Dari beberapa uraian di atas, saya pikir faktor utama dalam mencegah dan menanggulangi tawuran memang 2 lingkungan yang pertama kali dijejaki oleh seorang anak, yaitu lingkungan keluarga dan juga lingkungan sekolah. Peran orang tua dan guru tetap menjadi faktor penentu dalam mencetak anak muda yang anti tawuran dengan memberikan bekal ilmu agama dan ilmu etika.
Selain 4 cara di atas, masih ada pertanyaan khusus yang harus diberikan kepada orang tua dan guru.
Apakah orang tua telah benar benar mendidik anaknya dengan baik?
ataukah
Apakah para guru juga sudah menjadi guru yang baik bagi para muridnya?
Jika dua hal di atas tidak terpenuhi, maka bersiaplah dengan kenyataan bahwa Anda lah yang telah mencetak generasi muda yang rusak untuk masa depan.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu
percaya atau gak, tadimalam saya juga pingin nyantumin lagu bang rhoma ini juga loh Mas.. tp gk jadi, untung aja gak jadi, kl jd kan bisa dikira kita contekan, heheheee..
ReplyDeletesukses kontesnya ya Mas....
kata pak dhe, gpp kok mas contekan, yg penting nggak sama persis, hehe
Deletesukses juga mas buat ngontesnya sampeyan
Sangat sulit menanamkan pemahaman kepada anak2 muda bahwa mengalah bukan berarti kalah. Sedangkan orang2 dewasa saja masih gak paham tentang hal itu... :(
ReplyDeleteSemoga kedepannya tak terjadi lagi peristiwa tawuran.
semuanya memang butuh proses dan butuh waktu kak akin
Deleteselagi kita bisa memberikan bekal ilmu bagi anak, murid, ataupun teman kita yang lebih muda, apa salahnya untuk berbagi kebaikan ^^
Terima kasih atas partisipasi sahabat.
ReplyDeleteSalam hangat dari Surabaya
sama sama pak dhe ^^
Deletesemoga makin banyak yang ikut pak dhe
bikinin ring tinju saja
ReplyDeletewong asline mereka tuh pengecut kok
tawur kok maju mundur hehe
begitulah anak muda jaman sekarang mas, kalo dulu tawuran cuman pake baju, tangan n kaki
Deletesekarang ditambah celurit, pisau, tombak, dan banyak lagi yang lainnya (bang haji rhoma irama lagi ^^)
Setuju Mas eh Pak. Ring tinju justru bisa jadibpelampiasan yyng efektif.
Deletemas dani sepertinya terburu buru untuk komen
Deletekalo nanti buat ring, mas dani jadi penggalang dananya ya, hehe
betul anak muda itu darah muda.... orang tua tidak akan ngerti walaupun sudah melaluinya... hehehe
ReplyDeletejadi kayak lagu yang dinyanyikan BCL
Delete"Mereka pun pernah muda, saatnya kau dan aku sekarang"
mumpung masih muda, hidupnya dienak enak terus mas, hehe
wiihhh Kontes nih yee.. Good Luck mas =D
ReplyDeleteterima kasih buat mbak Gia ^^
Deleteayok mbak ikutan ngontes juga, jangan narsis sambil foto foto mulu mbak ^^
amin mas Ies....
ReplyDeletengomong ngomong, saya kemaren ketemu tukang bekam mas, setelah saya ngobrol, jadi pengen merasakan bekam alias ngekop juga mas Ies
sukses ya kontesnya
ReplyDeletematur nuwun mbak ely ^^
Deletembak ely udah ikut atau belum nih mbak
akhirnya ikut juga ...
ReplyDeletesemoga sukses ngontesnya ...
terima kasih mas ^^
Deletekasihan sampeyan ya mas, gara gara di luar negeri jadi nggak bisa ikutan ^^
sukses kontesnye ye
ReplyDeletetapi menurut gue emang anak" yang tawuran itu udah dibudayakan dari senior" dan kelompok mereka sendiri, semoga hari depan akan lebih baik
trima kasih bang, terima kasih udah mampir ^^
Deletememang budaya senioritas membawa dampak yang buruk mas, salah satunya ya tawuran itu ^^
Semakin banyak blogger menuliskan solusi, semoga semakin dekat pada kepunahan tawuran di negeri ini :)
ReplyDeletejangan gitu lah mas, seharusnya dengan banyaknya solusi, tawuran juga semakin banyak, biar solusinya nggak sia sia, hehe (komen ngawur ^^)
Delete